Audit Sampling
1. Pengenalan Sampling
Auditor
biasanya tidak melakukan audit secara seratus persen, sebagai gantinya mereka
melakukan audit secara sampling, yaitu audit atas pos pos dalam laporan
keuangan yang besarnya kurang dari 100%. Dengan kata lain, audit sampling
adalah audit atas sebagian dari populasi dan menggunakan karakteristik dari
sebagian populasi tersebuy untuk membuat kesimpulan yang menyeluruh mengenai
popuulasi yang sedang diperiksa.
Audit sampling ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tidak menggunakan statistik dan menggunakan statistik. Audit samping yang menggunakan statistk adalah audit yang menggunakan matematika sebbagai sarana untuk menentukn perencanaan, pemilihan dan evaluasi sampel. Salam hal ini statistik sangat membantu kerana statistik mengediakan beberapa merode ang dapat digunakan oeh auditor untuk memilih dan mengunakan sampel sapel tersebut untuk kemudian membuat kesimpulan yang menyeluruh mengenai populasi yang diaudit.
Audit sampling ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tidak menggunakan statistik dan menggunakan statistik. Audit samping yang menggunakan statistk adalah audit yang menggunakan matematika sebbagai sarana untuk menentukn perencanaan, pemilihan dan evaluasi sampel. Salam hal ini statistik sangat membantu kerana statistik mengediakan beberapa merode ang dapat digunakan oeh auditor untuk memilih dan mengunakan sampel sapel tersebut untuk kemudian membuat kesimpulan yang menyeluruh mengenai populasi yang diaudit.
2. Pemilihan Sampel
Pemilihan
sampel atau sampling adalah suatu prosesmemperoleh informasi mengenai populasi
secara keseluruhandengan cara menguji hanya sebgaian dari populasi tersebut.
Konsep-konsep pemilihan sampel mencakup hal-hal seperti unit sampling, atribut,
pemilhan secara cak (random), stratifiksi, risiko pemilihan sampel (sampling
risk), tingkat ketepatan (precision) dan tingkat keyakinan (confidence level
atau reliability).
Suatu satuan atau unit sampling adalah unsur (elemen) di dalam populasi yang memiliki sifat-sifat atau karakteristik yang akan diukur oleh auditor guna membuat estimasi mengenai karakteristik seluruh populasi, daftar dari seluruh unit sampling di dalam populasi disebut frame. Perlu diingat bahwa unsur atau elemen di dalam populasi itu sendiri mungkin memiliki atau tidak memiliki karakteristik tertentu yang biasa disebut dengan istilah atribut.
Pemilihan sampel dilakukan setelah auditor mengetahui besarnya sampel yang akan dipilih dan diperiksa. Biasanya auditor membuat klasifikasi apakah sampel yang telah dipilihnya tersebut dikembalikan lagi ke populasinya sehingga dapat dipilih kembali (disebut dengan istilah sampling with replacement) ataukah setiap kali sampel telah dipili tidak dikembalikan lagi ke populasinya sehinga tidak dapat lagi dipilih kembali sebagai sampel (disebut dengan istilah sampling without replacement). Apabila sampel tersebut telah dipilih, maka langkah berikutnya adalah memeriksa sampel-sampel yang telah dipilih tersebut untuk selanjutnya dibuat kesimpulan terhadap seluruh populasi yang diwakili oleh sampel-sampel tersebut.
Dalam pekerjaan adit pada dasarnya terdapat dua metode pemilihan atau penrikan sampel, yaitu metode pemilihan secara statistik atau stastisticl (random) sampling method dan metode pemilihan tidak secara statistik atau nonstatistical sampling (jusgment) method.
Suatu satuan atau unit sampling adalah unsur (elemen) di dalam populasi yang memiliki sifat-sifat atau karakteristik yang akan diukur oleh auditor guna membuat estimasi mengenai karakteristik seluruh populasi, daftar dari seluruh unit sampling di dalam populasi disebut frame. Perlu diingat bahwa unsur atau elemen di dalam populasi itu sendiri mungkin memiliki atau tidak memiliki karakteristik tertentu yang biasa disebut dengan istilah atribut.
Pemilihan sampel dilakukan setelah auditor mengetahui besarnya sampel yang akan dipilih dan diperiksa. Biasanya auditor membuat klasifikasi apakah sampel yang telah dipilihnya tersebut dikembalikan lagi ke populasinya sehingga dapat dipilih kembali (disebut dengan istilah sampling with replacement) ataukah setiap kali sampel telah dipili tidak dikembalikan lagi ke populasinya sehinga tidak dapat lagi dipilih kembali sebagai sampel (disebut dengan istilah sampling without replacement). Apabila sampel tersebut telah dipilih, maka langkah berikutnya adalah memeriksa sampel-sampel yang telah dipilih tersebut untuk selanjutnya dibuat kesimpulan terhadap seluruh populasi yang diwakili oleh sampel-sampel tersebut.
Dalam pekerjaan adit pada dasarnya terdapat dua metode pemilihan atau penrikan sampel, yaitu metode pemilihan secara statistik atau stastisticl (random) sampling method dan metode pemilihan tidak secara statistik atau nonstatistical sampling (jusgment) method.
a. Metode pemilihan secara statistic
Metode ini disebut pula dengan istilah metode pemilihan
secara acak (random sampel), yitu suatu cara pemilihan sampel ang sedemikian
rupa sehingga setiap unsur di dalam populasi mempunyai probabilitas yang tidak
sama untuk dipilih menjadi sampel. Metode ini dapat dilakuka dengan menggunakan
tabelangka acak (random numbers table), secara sistematik atau dengan
menggunakan program komputer.
1. Tabel angka acak
Tabel
angka acak adalah suatu daftar angka acak yang disusun dalam bentuk tabel untuk
membantu pemilihan angka-angka secara acak karena angka-angka dalam tabel ini
tidak berurutan.
2. Pemilihan sampel secara sistematik
Dalam
cara pemilihan sampel yang sistematik auditor menghitung suatu rentang (interval)
tertentu dari populasi dalam masing masing strata dengan jalan membagi besarnya
populas dengan jumlah sampel yang dikehendaki.
Cara
pemilihan sampel yang sistematik ini sangat mudah digunakan karena begitu suatu
tuitikawal ditetapkan maka langkah berikutnya bersifat otomatis. Keadaan ini
tidak akan menimbulkan masalah apabila kesalahan-kesalahan yang terjad di dalam
populasi tersebar secara acak di seluruh populasi. Akan tetapi keadaan ini
sangat jarang terjadi sehingga kemungkinan kesalahan-kesalahan yang material
yang terjadi di dalam populasi tidak akan tercakup di dalam sampel. Oleh sebab
itu biasanya cara yang kedua ini hanya digunakan apabila cara yang pertama atau
paket program komputer mengenai pemilihan sampel tidak dapat dilakukan.
b. Metode pemilihan sampel nonstatistik
Metode pemilihan sampel tidak secara
statistik adalah suatu cara pemilihan sampel yang didasarkan pada pertimbangan
pribadi auditor, misalanya akan memeriksa seluruh pos persediaan yang mempunyai
saldo Rp 1.000.000 atau lebih. Metode ini paling banyak digunakan di dalam
audit meskipun oleh auditor yang mengetahui cara-cara statistik. Hal ini
disebabkan karena mudah ataupun karena metode pemilihan sampel secara statistik
tidak dapat diterapkan, tidak memungkinkan atau terlalu mahal apabila
digunakan.
Metode ini dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari tiga cara sebagai berikut: (1) blok sampling, (2)
metode pemilihan sampel menurut pertimbangan auditor, dan (3) metode tanpa
tendensi.
1. Blok sampling adalah pemilihan
beberapa pos (item) secara berurutan. Begitu pos pertama di dalam blok tersebut
telah dipilih maka pos pos lainnya di dalam blok tersebut akan terpilih secara
otomatis. Sebagai contoh misalnya pemilihan seratus transaksi pembelian dalam
buku harian pembelian pada tengah pertama bulan februari.
kelemahan
cara ini adalah apabila blok yang digunakan hanya sedikit maka dapat
memungkinkan tidak terpilihnya populasi yang mengandung kesalahan. Untuk
menghindari hal itu Arens dan Loebbecke (1981) menyarankan setidak-tidaknya
menggunakan sembilan blok untuk sembilan bulan yang berbeda.
2. Metode judgemental
3. Metode tanpa tendensi
Metode
ini digunakan apabila auditor dalam memilih sampel tidak memperdulikan besarnya
nilai, sumbernya atau sifat-sifat lainnya yang spesifik. Kelemahan utama cara
ini adalah sulitnya menentukan pos-pos sampel yang bebas dari pretensi atu
tendensi auditornya. Sebagai gambaran misalnya ada beberapa auditor yang lebih
senang untuk memilih sampel dari transaksi kepada pihak-pihak tertentu atau
transaksi yang tertulis pada setiap awal halaman dan mengabaikan transaksi yang
tertulis pada tengah halaman, sementara auditor lainnya lebih menyukai
transaksi yang tertulis pada tengah halaman atau yang mempunyai saldo besar.
3. Sampling Atribut
Yang
dimaksud dengan sampling atribut adalah suatu metode untuk melakukan perkiraan
atau estimasi terhadap sebagian dari popilasi yang mengandung karakter atau
atribut tertentu yang menjad perhatian atau menjadi tujuan audit seorang
auditor. Sampling ini terutama digunakan dalam pengujian-pengujian pengendalian
intern. Sampling atribut digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai tingkat
kejadian di dalam populasi, dan biasanya digunakan untuk menguji tingkat
ketaatan terhadap prosedur di dalam populasi, dan biasanya digunakan untuk
menguji tingkat ketaatan terhadap prosedur di dalam sistem pengendalianintern
sebagai sarana untuk mengetahui apakah ketentuan-ketentuan yang dibuat
manajemen telah ditaati. Sebagai contoh misalnya auditor ingin menentukan
prosentase banyaknya bukti pembayaran yang tidak didukung dengan bukti-bukti
tertentu atau tidak diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Untuk menguji
pengendalian intrn tersebut auditor dapat menggunakan salah satu dari tiga
metode sampling, yaitu estimasi atribut (sampling fixed-sample-size), sampling
sekuensial (sampling atribut keputusan atau stop or go sampling) dan sampling
temuan (discovery sampling).
Langkah-langkah dalam sampling atribut:
Langkah-langkah dalam sampling atribut:
1. Tentukan tujuan pengujian yang
hendak dilakukan oleh auditor
2. Definisikan populasi dan satuan atau
unit samplingnya
3. Definisikan atribut yang menjadi
objek pengukuran dan apa yang dimaksudkan dengan penyimpangan
4. Tentukan tingkat kesalahan tertinggi
yang dapat ditolelir
5. Buat estimasi atau perkiraan
mengenai tingkt penyimpangan di dalam populasi, yaitu jumlah penyimpangan di
dalam sampel dibagi dengan besarnya sampel
6. Tentukan tingkat keyakinan, biasanya
dalam presentase.
7. Tentukan besarnya sampel dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Risiko beta yang dapat diterima
b. Tingkat kesalahan yang dapat
ditolelir
c. Perkiraan mengenai tingkat
penyimpanga dalam populasi
d. Pengaruh besarnya populasi
e. Metode sampling yang digunakan,
apakah sampling fixed-sample-size, sampling sekuensial, atau sampling temuan
8. Pilih sampel secara acak
9. Lakukan prosedur audit
10. Lakukan evaluasi hasil audit sampel
pada langkah 9 dengan cara sebagai berikut:
a. Hitung tingkat penyimpangan
b. Pertimbangkan risiko sampling
c. Pertimbangkan aspek kualitatif dari
penyimpangan tersebut
d. Buat kesimpulan secara menyeluruh
mengenai pengendalian intern.
4. Sampling Variabel
Yang
dimaksud dengan sampling variabel adalah suatu metode yang digunakan untuk
melakukan perkiraan atau estimasi terhadap nilai yang sebenarnya dari saldo
suatu akun atau untuk menentukan besarnya nilai suatu kesalahan. Smpling ini
terutama digunakan dalam pengujian substantif guna menentukan tingkat dapat
diandalkanya suatu jumlah dalam suatu akun, dan dapat dilakukan dengan salah
satu dari beberapa metode sebagai berikut:
(1) estimasi satuan nilai tengah,
(2) estimasi selisih,
(3) estimasi perbandingan, dan
(4) estimasi regresi.
Keempat
metode ini dapat dilakukan dengan stratifikasi atau tanpa stratifikasi.
Sampling stratifikasi adalah suatu metode sampling yang membagi-bagi populasi
menjadi dua atau lebih sub populasi yang disebut dengan istilah strata, dan
sampel kemudian dipilih dari masing-masing strata tersebut, dan masing-masing
strata ini selanjutnya diaudit secara terpisah.
Pada umumnya sampling variabel dapat digunaka untuk hal-hal sebagai berikut:
Pada umumnya sampling variabel dapat digunaka untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam pengujian substantif, yang
dimaksudkan untuk menentukan kewajaran nilai buku suatu akun.
2. Untuk membuat estimasi mengenai
nilai saldo suatu akun atau suatu kelas tertentu dari transaksi-transaksi yang
berkaitan seperti taksiran saldo piutang atau taksiran total penjualan untuk suatu
periode tertentu.
Secara
lebih spesifik Vasarhelyi dan Lin (1990) menyatakan bahwa sampling variable ini
dapat diterapkan oleh auditor untuk melakkan pekerjaan audit berkenaan dengan
hal-hal sebagai berikut:
1. Pengujian akun piutang
2. Pengujian jumlah kuantitas, harga
dan nilai persediaan.
3. Penggantian metode penilaian
persediaan dari metode FIFO ke LIFO.
4. Pengujian jumlah penambahan aktifa
tetap
5. Pengujian terhadap
transaksi-transaksi untuk menentukn besarnya nilai transaksi yang tidak
didukung oleh bukti yang memadai.
Meskipun
banyak hal yang bersifat kuantitatif yang dapat dicakup dengan sampling
variabel, metode ini hanya dapat digunakan apabila estimasi penyimpangan baku
dari populasidapat diketahui. Di samping itu, sampling ini juga bergantung pada
karakteristik atau sift-sifat statistik distribusi normal. Selain
pengklasifikasian berupa sampling variabel tanpa stratifikasi dan sampling
variabel dengan stratifikasi, sampling variabel dan biasanya dikategorikan
menjadi empat metode sebagai beriut:
(1) estimasi satuan nilai tengah,
(2) estimasi selisih,
(3) estimasi perbandingan, dan
(4) estimasi regresi.
Langkah-langkah
dalam sampling variabel:
1. Tntukan tujuan pengujian yang hendak
dilakukan oleh auditor
2. Definisikan populasi dan satuan unit
samplingnya
3. Definisikan atau tentukan tingkat
keyakinan
4. Estimasikan tingkat kesalahan
tertinggi yang dapat ditolelir
5. Tentukan besarnya risiko alfa dan
risiko beta
6. Pilih dan periksasampel pendhuluan
secara acak.
7. Perhatikan variasi di dalam populasi
8. Tentukan besarnya sampel dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Risiko alfa dan risiko beta yang
dapat diterima
b. Kesalahan maksimum yang dapat
ditolelir
c. Perkiraan mengenai simpangan baku
populasi
d. Pengaruh besarnya populasi
9. Pilih dan periksa sampel tambahan
10. Lakukan prosedur audit
11. Buat estimasi mengenai nilai akun
atau nilai total populasi
12. Hitung rengtang keyakinan berdasarkan
hasil pemeriksaan sampel
13. Buat kesimpulan secara menyeluru
mengenai hasil pemeriksaan sampel.
5. Monetary Unit Sampling
Metode
ini merupakan gabungan dari sampling atribut dan sampling variabel atau
modifikasi dari sampling atribut, yaitu sampling atribut yang digunakan untuk
menyatakan suatu kesimpulan tentang nilai yang sebenarnya dari saldo suatu akun
atau untuk menentukan besarnya nilai suatu kesalahan.
langkah-langkah
audit dalam sampling SMU.
1. Tentukan tujuan pengujian yang
hendak dilakukan oleh auditor
2. Definisikan populasi dan satuan atau
unit samplingnya
3. Estimasikan tingkat kesalahan
tertinggi yang dapat ditolelir
4. Tentukan besarnya sampel dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Risiko beta yang dapat diterima
b. Tingkat kesalahan yang dapat
ditolelir
c. Perkiraan mengenai tingkat
penyimpangan dalam populasi, apakah kesalahannya 100% atau kurang
5. Pilih sampel secara acak, secara
sistematis atau dengan bantuan computer
6. Lakukan prosedur audit
7. Lakukan evaluasi hasil audit sampel
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. apakah tidak ada kesalahan yang
dijumpai
b. Apakah kesalahan yang dijumpai 100%
c. Apakah kesalahan yang dijumpai
kurang dari 100%
d. Aspek-aspek kualitatif dari
penyimpangan tersebut
e. Aspek-aspek kuantitatif dari
penyimpangan tersebut.
8. Buat kesimpulan secaramenyeluruh
mengenai pengendalian intern atau pengujian yang dilakukan.
Daftar
pustaka
Basalamah, Anies. Audit sampling dengan statistik: teori dan
aplikasi. Jakarta: Usaha Kami
Sawyer’s. Internal Auditing. Jakarta: salemba empat
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking